KRAM DAN SPASMUS.
Kram atau Spasmus adalah kontraksi yang kuat dan terus-menerus, muncul secara mendadak, terasa nyeri dan terjadi tanpa sadar(bukan karena keinginan kita). Kram di kaki dapat terjadi ketika kita :
- Berolah raga tanpa pemanasan yang cukup.
- Berolah raga earobik terlalu intensif dalam rentang waktu yang lama tanpa disertai minum yang cukup. Berkeringat yang berlebihan karena olah raga ini juga dapat menyebabkan kram, karena tubuh kekurangan mineral penting, misal: kalium, natrium, magnesium, dan kalsium. Mineral-mineral dalam bentuk elektrolit tersebut bertugas membawa muatan listrik ke syaraf yang mengontrol implus otot untuk berkontraksi dan relaksasi. Kekurangan cairan akan menggangu keseimbangan elektrolit sehingga sinyal syaraf tidak terkirim sempurna.
- Menyetir mobil terlalu lama dalam kondisi macet.
- Berdiri terlalu lama dengan sepatu hak tinggi.
- Sedang tidur nyenyak(night cramp).
Kram disebabkan oleh gangguan proses konraksi dan relaksasi otot yang alamiah. Sebagai contoh: ketika kaki kita bergerak untuk mendorong badan ketika berenang, maka tendon dapat mengalami peregangan yang berlebihan sehingga syaraf yang ada di kaki dan betis mengalami keadaan yang sangat teransang. Jika hal ini terjadi maka sinyal syaraf jadi membingungkan: otot kita mungkin mendapat pesan untuk berkontraksi tetapi tidak relaksasi.
Jika anda benar-benar mengalami cidera otot karena penggunaan yang berlebihan(misal berolah raga berat), maka kram dapat berkembang menjadi kontraksi yang terus-menerus, yang dikenal sebagai Spasmus. Meskipun istilah kram dan spasmus sering digunakan secara bergantian, namun spasmus sebenarnya menunjukkan bahwa serabut otot sudah ”terkunci”, untuk melindungi otot yang cidera. Ketika terjadi spasmus, semua serabut otot berkontraksi secara simultan. Hal ini paling sering terjadi kita kita tiba-tiba bergerak atau merengangkan secara berlebihan otot yang sebenarnya belum siap untuk digerakkan. Misal: membungkuk dengan cepat setelah duduk. Pergerakkan ini dapat merenggangkan otot punggung secara berlebihan dan menciderainya. Berbeda halnya dengan kram otot yang juga melibatkan kontraksi tiba-tiba, spasmus tidak akan hilang dengan sendirinya ketika anda bergerak. Jika punggung anda terkunci dengan spasmus, anda tidak akan bisa bergerak. Contoh lain: jika anda mengalami spasmus di otot leher, maka anda tidak bisa menengok ke kiri atau ke kanan, dan rasanya luar biasa sakit.
Cara menangani kram:
- Regangkan dan pijat: regangkan otot kaki yang mengalami kram dengan satu tangan dan secara bergantian pijat dan lepaskan otot dengan tangan yang lainya. Teknik meremas ini akan mengembalikan aliran darah dan umumnya dapat membantu melenturkan spasmus dan rasa kaku dalam waktu singkat.
- Tarik jempol kearah badan. Ini cara tercepat untuk mengatasi kram pada jari kaki.
- Dinginkan. Jika perengangan diatas tidak dapat mengatasi kram dan otot nyeri akibat spasmus, lakukan kompres dingin selama 3-5 menit akan mematikan rasa sementara.
- Atasi dahaga. Jika anda selesai berolah raga yang sangat melelahkan, berkeringat bnyak dan tiba-tiba merasakan kram di paha, minum segera segelas air, larutan isotonik, atau elektrolit. Jika setelah minum anda ikuti dengan perengangan maka kram akan hilanag dengan lebih cepat.
- Teruaslah minum. Untuk mencegah kram selagi berolah raga yang banyak menghasilkan keringat, teguklah air setiap 10 menit jika memungkingkan.
- Hindari minuman bersoda. Ketika berkeringat banyak hindari minuman bersoda, karena akan menarik air keluar dari otot, sehingga memperburuk kram.
- Lakukan push-up dinding sebelum tidur. Perengangan betis dapat mencegah munculnya night(nocturnal)cramp. Berdirlah menghadap dinding dengan jarak kurang lebih 60 cm. letakkan telapak tangan anda di dinding dan secara perlahan dekatkan tubuh ke dinding(telapak kaki tetap di tempatnya). Tahan posisi selama 10 detik dan kemudian rileks selama 5 detik. Lakukan beberapa kali.
Orang-orang yang mempunyai gangguan darah atau metabolisme otot dapat mengalami kram yang berulang. Contoh: penderita diabetes, arthritis dan penyakit tiroid.
No comments:
Post a Comment